Teknologi BPL (Broadband Over Power Lines) merupakan salah satu strategi yang patut menjadi perhatian bagi penyedia layanan internet, dengan menggabungkan prinsip kerja radio, jaringan wireless, dan dan modem dapat dihasilkan suatu transfer data dengan kecepatan 500 Kbps (Kilo bit per second) dan 3 Mbps (Mega bit per second) atau setara dengan koneksi menggunakan kabel dan DSL.
Keunggulan paling mendasar BPL adalah jaringan listrik di Indonesia cukup luas jika dibandingkan dengan jaringan komunikasi selain keuntungan lain seperti peningkatan efisiensi perusahaan listrik selain menyalurkan listrik dapat digunakan sebagai koneksi internet tanpa menambah infrastruktur yang terlalu besar, selain itu teknologi BPL ini dapat dimanfaatkan perusahaan listrik untuk memantau jaringan powernya secara elektronis.
Yang menjadi pertanyaan mendasar, apakah menggunakan satu kabel listrik sebagai penyalur aliran listrik sekaligus data akan mempengaruhi kinerja baik aliran listrik maupun aliran data ? jawabnya adalah tidak, karena aliran listrik dan radio mempunyai frekwensi getar yang berbeda sehingga dapat menggunakan satu medium tanpa memberikan efek interferensi satu dengan yang lainnya.
Lalu bagaimana konsep BPL dilakukan ?
Untuk menjawabnya lihat gambar berikut (Sumber:www.howstuffwork.com)
Gambar 1. Power Line
Gambar 2. Broadband Over Power Lines
Tegangan listrik yang melewati kabel bertegangan tinggi pada umumnya berkisar antara 155,000 hingga 765,000 Volt hal ini menyebabkan transmisi data “too noisy”. Dan perlu diketahui frekwensi tersebut tidak konstan sehingga dapat menyebabkan transmisi data droop dan berpotensi besar merusak router. BPL melakukan bypass masalah ini dengan memasang repeater yang berfungsi menyimpan data sementara dan melanjutkannya ke repeater berikutnya, dan seterusnya hingga mencapai titik akhir yang dituju (PC atau server).
Masalah berikutnya adalah pada transformer, dimana pada transformer tegangan diubah menjadi dibawah 240 volt, sehingga sulit untuk sinyal data yang memiliki low power untuk dapat melewati transformer, untuk mengatasi ini maka dipasang sebuah alat yang disebut CT Coupler yang memungkinkan data melakukan bypass melewati transformer
Di titik terakhir perusahaan harus memasang CT Bridge yang berguna untuk menyalurkan data baik melalui kabel maupun wireless. Selain itu CT Bridge berfungsi untuk mangatur symetric data transmision (agar upload dan download dapat ditransmisikan dalam kecepatan yang sama), mensuport DHCP, routing, dan encrypsi data.
Sinyal yang diterima power line modem dikirim langsung ke komputer, disini modem juga berfungsi mengurangi noisy akibat tegangan yang dihasilkan listrik dan komputer siap digunakan untuk berinternet.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan mengunjungi situs http://www.howstuffworks.com
biasanya dimana ada orang jual modem jaringan listrik ini
By: ali akbar on September 7, 2009
at 11:27 pm
Maaf telat menjawabnya … sampai sekarang di Indonesia belum terdengar ada yang menjualnya … penggunaan internet menggunakan jaringan listrik masih tahap ujicoba … saya dengar PLN mulai mencobanya di lingkungan internalnya dulu sekarang ini …
By: wibi4linux on Oktober 1, 2009
at 12:37 pm
Info menarik Bro, semoga bisa terealisasi jaringan internet memakai kabel listrik
By: paddi on Oktober 18, 2009
at 10:18 am
semoga ini berasil bro….
yar merata di plosok negri kita bisa internetan,apa lagi free……kikikikikiki.
By: cenik on Mei 17, 2010
at 3:02 pm